Saturday 13 August 2011

Secuil Obrolan Sore Itu...

"Aku suka ada di sini, Dil. Enak tempatnya,"
"Iya, Dit. Sejuk tapi tetep anget. Pemandangannya keren banget,"
"Gunung besar di ujung langit, di bagian bawahnya ada sungai jernih. Ga ada yang ngalahin deh,"
"Cuma kita yang nongkrong di atas motor di samping sungai ini, Dit. Sepi ya,"
"Ah enggak juga, tadi ada ibu-ibu lewat bawa kayu bakar kok. Tuh, ada ibu-ibu bawa rumput buat makan ternak,"


"Dila.."
"Ya, Dito?"
"Gunung di depan kita itu...,"
"Iya?"
"Apa yang kamu rasain ngeliat itu?"
"Kagum, Dit! Gila! Ada pemandangan alam seapik ini!"
"Hmm... Terus?"
"Aku takut,"
"Kenapa?"
"Aku takut aja,"
"Takut apa?"
"Ya pokoknya takut,"
"Takut enggak bisa ngeliat pemandangan ini lagi sama aku?"
"....,"
"Iya, Dila?"


"Kamu pulang kapan?"
"Heei, Dila kok mendadak cemberut gitu. Beasiswanya kan cuma dua tahun. Aku juga enggak mau lama-lama di sana,"
"...... Kita udah berapa lama sih selalu nongkrong ngeliat gunung itu?"
"Sejak kapan ya.. Kalo ga salah sejak awal kuliah, setelah kita jadian itu ya?"
"Syukur kalo masih inget,"
"Hahaha! Ayolaaah, jangan sinis gitu. Eh, liat, ada angsa berenang tuh,"
"Biarin aja!"
"Angsanya ada berapa, coba kamu liat itu, Dil!"
"Bodo!"
"Ada dua, Dil. Dua angsa renang di pinggir sungai. Kira-kira mereka ngapain ya?"
"Pacaran kali!"
"Kayak kita dong,"
"Enggak!"
"Lho, kok gitu...,"
"Kalo angsa cowok nemenin angsa cewek terus. Kalo kamu ninggalin aku ke Australi,"
"....,"
"Apa kamu senyum-senyum?"


"Dila, angsanya pergi,"
"Iya. Tapi bukan ke Australi,"
"Dil, angsanya berenang bareng ke arah gunung tuh,"
"Udah tahu!"
"Dil, aduh, ada apa itu? Liat kirimu itu!"
"Haa?" (Dila menengok cepat ke arah kirinya)
"Dil!" (Dila kembali menengok ke kanan)

(Dito mencium bibir Dila. Cukup lama mereka berciuman. Dila mulai menangis)

"Jangan nangis, Dila,"
"Aku takut, Dit! Aku takut enggak bisa lihat pemandangan ini lagi sama kamu! Aku enggak mau kamu pergi,"
"Ssstt.... Udah, enggak apa-apa. Cup.. Cup.. Ayo, jangan nangis,"
".......," (Dila menangis di pelukan Dito)


"Dil, waktu awal kita jadian, kita sama-sama nyari pemandangan yang bagus di daerah sini kan? Inget ga, waktu itu kita nemu sungai yang kita kira bagus, ternyata gimana?"
"Bau sampah,"
"Nah, itu dia! Hahaha! Nyebelin ya?"
"Kayak kamu!"
"Sejak nemu pemandangan gunung yang ini, tiap bulan kita pasti ke sini. Iya, kan?"
"He'eh,"
"Dila kalo kangen aku bisa dateng ke sini. Ngeliat gunung, terus gunungnya kamu foto, kirim ke aku. Nanti aku liat juga,"
"He'eh," (Dila masih bersandar di pelukan Dito. Wajahnya muram)
"Terus nanti kamu cari angsanya juga, difoto juga, ya?"
"He'eh,"
"Biar enggak bosen, tiap dateng ke sini, kamu bikin foto pake angle beda-beda. Kalo perlu kamu dandan lucu terus kamu foto diri sendiri,"
"He'eh,"
"Pertama kali besok kamu pengen foto apa?"
"Bebek! Satu aja tapi!"
"Lho, kan angsanya ada dua?"
"Yang satu ke Australi!"
"Hihihiii... Okey, aku tunggu pokoknya,"
"Cepet pulang yaa..."
"....,"

(Dito cuma tersenyum. Ia tidak mau menyakiti hati Dila. Sesuatu yang ada di benak Dito hanyalah saat ini ia berusaha mengenal dunia. Ia tahu untuk itu ia harus pergi jauh dan lama.

Ia merasa bersalah pada Dila. Sebab belum tentu ia kembali dalam waktu dua tahun. Ada banyak sekali hal yang ingin ia kejar di luar sana.

Dito ingin membuat Dila tenang. Ia tidak mau Dila sedih berlarut-larut saat ia ada di luar negeri.

Selang dua minggu kemudian, Dito berangkat ke Perth, Australia. Dila mengantarnya ke bandara. Di sana, Dila tidak menangis. Ia justru terlihat ceria. Ia sempat membisikkan sesuatu pada Dito, mengatakan bahwa ia bangga pada Dito.

Dito lega. Ia melangkah naik tangga pesawat dengan ringan. Pintu pesawat ditutup. Pesawat bergerak dan pergi tinggal landas. Dari ruang tunggu bandara, Dila bersama orangtua Dito melambaikan tangan.

Sore harinya, Dila pergi ke tepi sungai. Ia berangkat sendirian membawa kamera. Di tepi sungai dekat kaki gunung, siluet seekor angsa terlihat cantik. Ia berenang pelan. Dila heran, ke mana perginya seekor angsa yang lain.

Setelah mengambil foto siluet angsa itu, Dila memotret beberapa bagian sungai dan gunung.
"Aku pulang dulu, angsa, mau kirim foto ke Dito. Ayo, kamu juga kirim surat ke pasanganmu! Kita tunggu mereka bareng-bareng,"

3 comments: