Thursday 8 December 2011

Tugas Leadership

Ada satu mata kuliah yang unik di kampusku, namanya Leadership. Cara kita belajar di kelas ini juga unik, enggak ada buku, enggak ada catetan, enggak ada hapalan, ato hal yang biasanya ada di mata kuliah lainnya. Cara kita belajar lebih menyerupai sharing tema tertentu dengan arahan dari dosen pengajar. Asyik sekali!


Kamis (8/12) siang, dosen Leadership ngasih tugas ke kita. Tugasnya seru. Kita disuruh bikin rencana hidup yang mau kita capai beberapa tahun ke depan. Formatnya simpel, cuma tabel dengan kolom dan baris masing-masing tiga. Kolom pertama isinya hal-hal yang ingin kita capai di usia 25 - 30 tahun, kolom kedua usia 30 - 35 tahun, sedangkan kolom terakhir isinya usia 55 tahun.


Nah, kalau baris pertama, isinya segala hal yang ingin kita capai buat diri kita sendiri. Baris kedua, keluarga kita, sedangkan baris ketiga untuk masyarakat sekitar kita. That’s it! Sesimpel itu!


Tapi, ada yang aneh di sini. Ada satu perasaan yang mendadak muncul waktu tugas itu dosen jelaskan. Aku panik dan bingung! Pikiranku seakan berhenti dan jadi gelap detik itu juga! PET!!!

“Mau nulis apa aku?” 

“Apa yang aku incar di usia 25 sampai 30 tahun?”

“Aku mau jadi apa di usia 30 sampai 35 tahun?”

“Kalau aku merencanakan sesuatu, bisakah aku mencapainya?”

Semenjak aku lahir, sampai saat tugas itu diberikan, aku belum pernah membuat perencanaan jangka panjang sama sekali. Aku terbiasa untuk membuat perencanaan jangka pendek atau menengah. Rasanya bingung waktu harus membuat perencanaan jangka panjang. Tapi ini tugas, jadi harus aku kerjakan serius. Okay, ini pengkondisian yang bagus! Aku terpaksa berpikir dan menuliskannya.

+++


Semenjak aku kuliah di kampus ini, aku sering berdiskusi sama beberapa teman tentang hal ini. Seorang temanku, punya perincian impian yang sangat detail. Aku kaguuuuum banget liat itu! Gila, dia bisa berpikir sampe kayak gitu. Yang paling bikin aku kagum, dia BERANI membuat perencanaan seperti itu.


Perencanaan yang dia buat enggak main-main. Ada satu rencana besar yang dia buat, yaitu tahun 2015 belajar bersama seorang pasangan hidupnya di Paris, Perancis. Wuaw, itu rencana yang luar biasa besar aku rasa. (Aku doakan semoga sukses, kawan! Aku yakin, berbekal fokus dan konsisten, kamu pasti bisa!)


Satu lagi temanku lainnya. Dia punya satu rencana yang juga detail dan besar. Dia berencana memiliki sebuah perusahaan pembuat game, membangun panti asuhan, panti jompo, dan rumah ibadah. GILA!! Dua temanku ini benar-benar gila!


Seorang temanku lainnya, melontarkan komentar tajam waktu aku sharing tentang kebingunganku. Dia cuma bilang gini,”Mas Inug, kamu cuma takut menentukan saja!” Haaapp!? Langsung mati-mangap aku waktu denger itu. Hmm, pemikiran yang tajam, dan rasanya sangat tepat buat aku.

+++


Aku berhenti sejenak. Coba mulai berpikir. Aku rasa, semua puzzle sudah tersedia. Aku bisa melihat tiap isinya dengan jelas. Sekarang tinggal menyusunnya saja.
Aku rasa tidak ada lagi alasan buat aku untuk tidak menyusun rencana hidup ke depan. No more excuses. Takut tidak bisa mencapainya? Kenapa aku takut sebelum mencoba melangkah?


“Kenapa aku mundur sebelum berperang?”

3 comments:

  1. luar biasa. inspiratif. seandainya saya punya lima jempol, saya kasih semua. tapi berhubung "hanya" punya empat, saya kasih tiga..broo

    ReplyDelete
  2. haha.. makasih bro! dinamika di kuliahku sekarang emang bisa dibilang luar biasa. aku terkondisikan untuk bener-bener banyak belajar, bro! gimana kabarmu, bro?

    ReplyDelete
  3. belajar itu memang tak kenal tempat dan waktu bro. alhamdulillah kabar baik, dan terus belajar. pokoknya sukses terus..!!

    ReplyDelete